Monday, January 26, 2015

Hikayat Lingkar hidup.

           Ada banyak cerita diunggah baik fiksi maupun nyata. Semua bisa saja diterima pembaca, termasuk para kritikus atau para oknum yang mencari cari kesalahan dalam tulisan. Ini ruangku, ini kebebasanku. Ceritanya dimulai dari sini. Ketika seorang pemuda merantau ketempat yang lumayan jauh dari tempat tinggalnya untuk belajar. Dia mengenal banyak orang, ada yang individualistisnya sangat minta ampun, ada pula orang yang sangat bangga akan eksistensinya dan mengenal banyak orang pula. Buatku itu bukan masalah. Namun pada cerita ini Pemuda dibesarkan oleh keluarga yang anti berbuat dosa. Semua hasil keluarganya berasal dari karunia dan anugrah. Namun pemuda yang akhirnya tumbuh dewasa karena lingkungan karena ingin mencoba mandiri. Pemuda merasakan kebalikannya, sulit untuk memanjemen uang krn studynya yang masih belum rampung.

           Sialnya, beberapa kali celaka menimpanya dari cuti karena dirampok oleh perompak yang kejadiannya aslinya pun tidak dia ingat, telinga bercucuran darah krn gendang telinga yang pecah akibat ulah perompal, serta kehilangan indra penciumannya akibat celaka yang menimpanya. Awal semester pun gagal, fakultas tetap memasukkan nilai dengan nilai E. Ipk anjlok, barang hilang di ambil rampok, salah satu bagian sensitif dri indra penciuman pun hilang. Lengkap semua deritanya. Namun dia tidak menyerah untuk hidup, kehilangan bukanlah satu kendala fatal. Semuanya masih bisa dijalani dengan rasa syukur.
           Hingga kini sang pemuda sampai pada satu fase dalam hidupnya "Enggan meminta uang" dari orang tuanya, karena merasa sudah cukup tua untuk diberi uang jajan layaknya anak kecil - remaja. Hidup ini memang keras, apalagi pemuda tidak bersekolah terlalu tinggi. Kenakalan masa muda yang justru membuat dia menghabiskan waktu yang cukup lama di sekolah. Pergaulan tidak baik pun merasukinya, mengambil alih beberapa persen dalam hidup karena merasa bisa mencukupi keadaannya sekarang.
            Menjual rumput demi mencari makan. Rumput ini dijual karena memiliki efek rileks bagi siapa yang mencobanya. Hampir2 pemuda sempat digiring di kantor polisi krn barang haram ini. Namun uniknya rumput ini tidak akan pernah membuat seseorang bertindak kriminal, hidup dalam damai dan tidak mecampuri kehidupan orang lain. Tetap saja illegal! katanya. Mirisnya pemuda hanya bisa mengais untung sedikit demi memperjuangkan perutnya walau resiko itu sungguh besar. Apa kata orang tuanya? Pemuda tetap merahasiakan sebagian dari keluarganya, menjaga perasaan katanya. Namun jika resiko itu muncul, tetap saja orang tuanya lah yang akan menanggungnya. Meski ada beberapa kejadian,justru orang tualah yang tidak mengerti. "Bagaimana sulitnya hidup di dunia ini" Orang kaya yang semakin kaya, orang miskin makin banyak. Tapak sudah melangkah, pemuda hidup dalam tatih hidup yang gelap mencoba mencari penerang dalam kehidupan serta mencari arah kemana sangkakala dari surga akan memanggil Namanya. Kemanakah langkah pemuda ini, agar hidupnya tidak selalu melulu.

Tuesday, September 16, 2014

Meski

Ada irama yang bergetar saat memandang kehidupan. 

Ada genggaman tangan ketika sepi melanda.

Letih yang kurasa ketika bosan tiba dan enggan untuk pergi. Hari ini 16 Agustus dan kumulai menulis lagi. Bosan rasanya kalau kehidupan kalian tuh seperti itu-itu saja. Ternyata ada satu mimpi yang menarik dan membuatmu ingin berada pada kehidupan yang lain, ya... kehidupan yang sebenarnya kamu inginkan. Sangat dicintai, merasa dibutuhkan dan didambakan untuk hadir dalam setiap acara.Namun ternyata kehidupan sangat individual ketika terbangun dari mimpi. Semua cuek, bertanya kabar sekedar basa-basi karena sudah lama tak bertemu, ataupun omong kosong yang diceritakan masih dengan topik yang masih "sama". Dalam hati aku bicara "Kalian tuh ga bosen?" . Tapi mereka tetap bertahan dan kurasa sangat nyaman dengan keadaan yang ada. Hingga aku memutuskan untuk mencari hal lain yang lebih menarik, daripada harus mati dengan kebosanan. Dan kakikupun melangkah pergi beranjak dari kebosanan. Mencari segelas kopi tidak lupa dengan temannya. Siapa? Apa? Ya, kalian tahulah... 

Petualangan yang tidak terbayangkan, hingga jauh dari realita. Ya, ilusi dan semacamnya menjadi 1. Angin bertiup sambil menunggu mata yang kian tenggelam hingga tercipta senja, siang pun berakhir. Mendadak hidupmu berubah, masuk dalam ilusi yang sebelumnya ga pernah kamu pikirkan sebelumnya. Dunia menjelma menjadi cermin yang terbalik, seperti saat kamu memandang kebelakang. Mimpi bisa menjadi sangat didambakan, meski kenyataan agak sulit untuk dikendalikan. Meski tulisan hanya kata, makna tetap tersirat. Meskipun aku dan mimpiku tidak nyata, warna itu terasa sangat nyata dan menyelamatkanku dari bosan yang tidak mereka rasakan. Sekian

Tuesday, February 25, 2014

Merangkai akhir

Ada sepasang cincin tergeletak diatas kitab yang mengukir janji
mata yang terpaku ketika terucap sumpah penuh rima
dari bibir mungil yang siap mengenggam kesetiaan

sepasang merpati terbang bersama
terbang menuju ufuk
menuju kemana matahari menghangatkan mereka

tak ada setia bila tiada percaya
tak ada janji bila muslihat tetap beradu

doa berkumandang
masa bergelindang

antara kamu, aku dan keluarga kita

menopang hidup
menjalani usia

merangkai akhir
bagai musafir

hingga tubuh
tidak lagi menginjak angkara
dan tiba suatu masa
saat kita kembali di pertemukan oleh "BAPA" sang pencipta.

Wednesday, November 13, 2013

Malaikat Hidupku

Malaikatku dengarkan kata hatiku
Biar malam menjadi saksi cintaku
Kaulah terindah
Surgaku didunia

Kebahagiaan dihidupku

Dan kini kau menjadi satu miliku
Kekasih hati kini yang mencintaimu
Karena ku tau kau adalah takdirku
yang tercipta teristimewa

Di mataku engkaulah yang sempurna
Tak ada yang mampu menggantikannya
Jangan pernah berpikir tuk tinggalkanku
Kutaksanggup hidup tanpamu

Percayalah ku akan setia
Berjanji untuk trus selamanya
Lihat kesunggahanku ini padamu
Karena engkau malaikat hidupku

Karena ku tau kau adalah takdirku
Yang tercipta teristimewa

Sunday, October 13, 2013

"Medulla Oblongata"

Entah kenapa aku berdiri disini
Tanpa mengetahui atas dasar apa aku berpijak kini,di tempat ini
Hanya memenuhi sebuah permintaan atas nama seni dan kumulai berpuisi.

Aku hanyalah seorang pendosa
Begitu pula dengan kalian
Bereksistensi dengan keberadaan dan keberadapan

Banyak orang menganggap bumi adalah surga
Dan sisanya menganggap bumi hanyalah neraka
Dengan semua rahasia yg tersimpan didalamnya

Beradaptasi dengan sejuta tangisan bercampur sejuta senyuman

Alam bawah sadar berbicara
Dan 1 karya tercipta

Pertemuan yg singkat
Pembicaraan yg singkat
Puisi yg singkat
Namun meninggalkan wacana di antara kita

"Pertahankan hingga saatnya kita harus berpisah!"
"MEDULLA OBLONGATA" 
"Medulla Oblongata"


Friday, June 28, 2013

Istirahat Dengan Tenang


Tetes air hujan membasahi tubuh yang berdosa, 
menghapus luka, 
melawan naskah maha kuasa  

Diantara baik dan jahat telah kulakukan 
dan belum terelakkan
Semuanya tetap tercium,
dikala misteri TUHAN pun tak dapat dirangkai lewat KATA ataupun dibuktikan LOGIKA

Pada siapa aku bertanya? Orang paling pintar di dunia pun bertanya?
Apa maksud ini semua?
Begitu berat beban kupikul,tak kusimpan karena semua sementara
Hidup mati ditangan sang ESA,yang bisa kutemui saat tubuh ketiadaan.

Menyisakan jiwa yang kukembalikan, 
menyisakan cerita yang diceritakkan lidah2 masa depan.

Kutelan caci maki,
kuterima tikaman kepiawaian,
maksiat telah terjadi,
hujatan tak kunjung henti dalam fana

Semua kupahami, 
Siksaan tiba tuk mempersiapkan 
Saat tubuh tak cukup menopang 
Jiwa ini dapat beristirahat tenang.

Saturday, May 4, 2013

Jeruji pemikiran yang menjadi kosong dibawah ketiak kebebasan

Pertemuan terjadi siang ini, matahari hampir melewati titik maksimum dari teriknya.
Awan-awan di langit biru membuatnya membisu, rumput telah dikebumikan, dibakar hingga sisa enggan berada. Para gadis mempersolek tubuhnya dengan pilu. Parfum semerbak di sekujur tubuh yang putih dan memancar. Namun paksaan demi menarik perhatian mata-mata si brengsek atau kita biasa menyebutnya "Beludak". Kepungan semut-semut merah saat birahi menyebar impuls hormon saat bersenggama dengan aroma. Tangga surga pun terasa di depan mata. Desah memanggil, dan akhirnya semua terbisu. Keadaan menjadi semu. Entah melantur atau mengusut pesolek yang membuatku berimajenasi dengan kotornya. Sunyi yang membuatnya sepi. Sesal menyambut, namun orang-orang awam menganggapnya tabu.

Sebagaimana kita tahu, keyakinan dan logika terbentur dengan ilmu pengetahuan. Pengkajian secara berlanjut justru mengubah orisinalitas sebuah teori dari masa ke masa. Validitas bisa terjadi ketika bukti terungkap. Pemecahan masalah sendiri menjadi subjektif. Ilmu pengetahuan berjalan beriringan dengan logika, namun hasilnya menjadi bumerang bagi dirinya sendiri. Bumerang disini yang saya maksud membuat manusia mencoba dan berusaha sangat keras untuk melampaui ke TUHAN nan. Alhasil ilmu/teori yang mereka dapat, justru membuat mereka tersesat. Tersesat dalam labirin pengetahuan. Rasa ingin tahu yang membuat mereka seperti ini. Ada yang berkata Tuhan telah mati atau telah tiada. Namun menurut saya sendiri, Dia tidak tinggal diam. Dia hanya memberi waktu bagi manusia untuk menemukan sendiri makna dari kehidupan. Maksud dan tujuan dari pencariannya menjadi sia-sia. karena akhirnya akan menuju pada Nihilisme. Jadi untuk apa?? Hanya ingin memuaskan nafsu keingin tahuannya. Mayoritas berkuasa, Minoritas tertindas. Minoritas berkumandang, Mayoritas mengadili. Hasilnya? Minoritas lah yang semakin menjadi kuat karena insting mereka untuk bertahan hidup. Dan setelah masa saya ini berakhir, tubuh dan pikiran akan berangkat menuju Zaman yang memaksa untuk berubah. Wahai manusia, hendaknya engkau berhati-hati dengan pikiranmu sendiri. Karen pikiran itu seperti virus yang mewabah. Pola pikir yang salah yang membuatnya hancur menjadi keping-keping asa yang menjadikannya tiada. Inilah sebuah kebebasan yang memaksa, atau tidak bebas sama sekali.

Saturday, February 2, 2013

Semua berevolusi

Dari bahasa kumulai berkuasa
tetap Tuhan menjadi pedoman suaranya

hari-hari yg berganti di sepanjang abad 21
bersumpah pada sang pujangga
bahwa tulisan yg terukir
akan menjadi butir-butir kesedihan
baik yang berangkat maupun yg baru saja tiba dalam kotak-kotak kehidupan

berawal dari tangisan bayi semenjak lahir
hingga tangisan orang-orang yang menetes saat umur tidak bersisa sedetikpun
kuliburkan semua imajin hingga menjadi liar tak terkendali
hingga saatnya karangan bunga di tempatkan di sebelah figur sang pejuang
SANG PEJUANG...
yang beristirahat dalam karya dibawah mutlak sang kuasa alam raya

awal yang ber variabel
akhir yang majemuk
lalu kembali menuju tapak semu

suka duka luka menjembatani antara fana dan kekekalan
hingga kuakhiri bait ini dengan makna
"Methamorphosis"


Wednesday, June 23, 2010

Worst Day


         I've already pass the exam for this life.
         It could happen if I didn't work it out.
                         It was shamed.
            It was awfull,and I'm so scared.
                     Drip in the impulse.
                       Keep struggling,
                            with faith.
     I'm not a perfect one,to find a way around.
                Fake with the another reality.
                   Put into butterfly effect.
                  Such an idiom of respect.
                       But it still undone.



Saturday, June 19, 2010

My Fairy Lady


It was unforgettable moment when i meet you
Look so rainy in my heart
But,
I refuse to have you
Just look at you through the glass
And i don't know how much time has passed

In the name of bloody
I falling love with you

It was recondite
We're resemble the fancy
With more rational mindness to be encourage
Slowly move on just like an abnormal range
I can't tell you
That my heart sings your name
With everlasting syndrome

Reinforced concrete myself with wound
But what happened,
That someone robbed you from this universe

With the eyes of a traitor
I really ain't to deserve you
Bury the secret between us
I'm snuffing you
And if you changed
I hope i never know
It took the death of hope to let you go

Smog behind this timidity
Going to be explode

I hope i can rewind it all
By a clear perception
However that just my imagination